UKI Toraja Press

Category

NARSISISME PENGANGGARAN DAERAH

Penganggaran daerah memiliki dimensi yang luas, yang dapat mendorong pemerintah daerah untuk membentuk narsisisme. Buku ini mencoba untuk mengkaji fenomena narsisisme dana aspirasi masyarakat sebagai sebuah realitas dalam penganggaran daerah yang mengekspresikan kebutuhan masyarakat atau ada makna “lain” yang berkaitan dengan kepentingan tertentu. Dalam perspektif etnosemiotika, mitos dana aspirasi masyarakat seolah-olah sangat “natural” sebagai pemenuhan kewajiban “suci” aktor anggaran, namun dibalik itu ada motivasi “selfish”, opportunis, pragmatis untuk kepentingan diri sendiri, politik, dan pencitraan. Dana aspirasi telah menjadi simularka politik anggaran daerah dan telah “terputus” dari akar budayanya (loss of culture). Motivasi yang bersifat egoistik “narsisisme” harusnya didorong pada pencapaian empathic concern yang merupakan respon dari motovasi altruistik. Dengan demikian penganggaran daerah dapat diperkaya dan diubah menjadi sebuah konstruksi sosial yang lebih memberdayakan dan emansipatoris jika “masyarakat” menjadi pusat dalam pelaksanaanya.

Additional information

Penulis

Dr. Oktavianus Pasoloran, SE., M.Si., Ak, CA,

ISBN

9786239963583

Halaman

Vii +238

cover

Soft Cover

Berat

400 gr

Ukuran

15,5 x 24 cm

Deskripsi Produk

Penganggaran daerah memiliki dimensi yang luas, yang dapat mendorong pemerintah daerah untuk membentuk narsisisme. Buku ini mencoba untuk mengkaji fenomena narsisisme dana aspirasi masyarakat sebagai sebuah realitas dalam penganggaran daerah yang mengekspresikan kebutuhan masyarakat atau ada makna “lain” yang berkaitan dengan kepentingan tertentu. Dalam perspektif etnosemiotika, mitos dana aspirasi masyarakat seolah-olah sangat “natural” sebagai pemenuhan kewajiban “suci” aktor anggaran, namun dibalik itu ada motivasi “selfish”, opportunis, pragmatis untuk kepentingan diri sendiri, politik, dan pencitraan. Dana aspirasi telah menjadi simularka politik anggaran daerah dan telah “terputus” dari akar budayanya (loss of culture). Motivasi yang bersifat egoistik “narsisisme” harusnya didorong pada pencapaian empathic concern yang merupakan respon dari motovasi altruistik. Dengan demikian penganggaran daerah dapat diperkaya dan diubah menjadi sebuah konstruksi sosial yang lebih memberdayakan dan emansipatoris jika “masyarakat” menjadi pusat dalam pelaksanaanya.

Ketikkan Kata Kunci Buku yang Anda Inginkan